Bagi para pemula, membuat naskah drama dengan jumlah penokohan dan tema tertentu seringkali menjadi salah satu hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Maka dari itu, membaca beberapa dari contoh naskah drama 5 orang bisa membantu untuk memberikan inspirasi atau ide agar bermunculan.
Saat mendapatkan materi bahasa Indonesia, terkadang guru akan memberikan kamu tugas untuk membentuk kelompok dari beberapa orang. Setelah itu, kamu akan diminta untuk mencari naskah drama dan nantinya dipraktekkan di depan kelas.
Contoh Teks Drama 5 Orang Dgn Tema Sekolah Guru Dan Siswa
Mencari naskah drama dengan jumlah penokohan tertentu bisa menjadi sebuah hal yang cukup sulit untuk bisa kamu temukan. Maka dari itu, kali ini akan diberikan pembahasan mengenai beberapa contoh naskah drama 5 orang yang bisa kamu gunakan.
Agar lebih sesuai dengan penampilan yang diinginkan oleh kelompokmu, kamu juga bisa mengubah nama penokohan. Berikut ini terdapat beberapa contoh naskah drama yang dapat kamu mainkan dengan empat orang temanmu yang lainnya.
Nah, itu tadi merupakan kumpulan dari beberapa contoh naskah drama 5 orang dengan berbagai tema. Kamu bisa memilih untuk membuat sendiri naskah sesuai dengan tema yang kamu inginkan dengan mengambil inspirasi berdasarkan seperti yang di atas.
Bu Nita: Hmmm ... Ibu dulu tidak menyukai matematika ketika SMP. Dulu K-Pop belum seterkenal sekarang. Nah, kalian tahu Shim Changming TVXQ? (murid-murid bersorak huuuu). Dulu internet belum semudah sekarang. Ibu harus ke warnet untuk melihat idola Ibu. (murid-murid tertawa). Ketika membaca profilnya, Changming sedang mengambil S2. Batin Ibu, ini orang dah ganteng tapi masih mau belajar. Mosok Ibu kalah sama idola Ibu? (Ibu Nita tertawa). Cobalah cari contoh yang baik untuk memotivasimu.
Nha, bagi kamu yang ingin menyusun teks negosiasi, kamu pun bisa mempelajari dengan membaca contoh teks negosiasi. Ada banyak contoh teks negosiasi dengan berbagai tema. Di antaranya tentang jual beli, sewa rumah, dan lain sebagainya. Teks negosiasi ini ternyata juga memiliki struktur yang perlu diperhatikan.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan bertindak cepat untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona di kalangan civitas akademik, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi dengan menerbitkan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020, Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 35429/A.A5/HK/2020, tentang Pencegahan Corona Virus Diseases-19 tanggal 12 Maret 2020, yang sudah ditindaklanjuti oleh semua gubernur/bupati/walikota dengan mewajibkan pembelajaran dilaksankan di rumah. Intinya proses pembelajaran tetap berlangsung sesuai dengan memperhatikan kondisi dan sarana yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Di Provinsi Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan, guru-guru lebih memilih melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dalam jaringan (daring). Pemerintah Sumatera Utara yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan formal jenjang SMA dan SMK sesuai dengan Surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Nomor 420/2969/Subbag Umum/IV/2020 Tentang Perpanjangan Pelaksanaan Belajar Jarak jauh/Daring tanggal02 April 202, telah memutuskan untuk memperpanjang masa membelajarkan siswa/peserta didik di rumah. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar yang sedianya dilakukan di sekolah menjadi belajar dari rumah.
Pembelajaran daring tidak sesederhana yang dibayangkan, karena membutuhkan kesiapan dsari semua pihak yang terlibat di dalamnya mulai dari sekolah, guru, siswa/peserta didik, orang tua siswa/peserta didik, perangkat telekomunikasi, bahan ajar daring, dan lain sebagainya. Guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirancangnya dapat tercapai. Salah satu metode pembelajaran daring yang diterapkan oleh guru adalah metode berbasis proyek.
Pembelajaran dalam jaringan dimana antara guru dan siswa/peserta didik tidak bertatap muka secara langsung di kelas menuntut kemampuan dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif. Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap postingan orang tua siswa/peserta didik di media sosial khususnya facebook dan amatan penulis terhadap anak saya di rumah yang juga melakukan pembelajaran daring, sebagian besar guru menerapkan Pembelajaran Metode Berbasis Proyek kepada siswa/peserta didiknya, sehingga menimbulkan pertanyaan efektifkah Pembelajaran Metode Berbasis Proyek kepada siswa/peserta didik secara daring.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendodikan Dan Kebudayaan No 22 tahun 20016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, guru harus mampu mewujudkan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa krativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang terpusat pada siswa/peserta didik yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Model pembelajaran ini menjadi salah satu rujukan pemilihan model pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi pembelajaran yang menjadikan satu masalah sebagai dasar dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata, sehingga konteksutal dalam kehidupan siswa/peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendibud, 2013: 1). Dengan demikian, dalam pembelajaran ini, siswa/peserta didik lebih aktif menterjemahkan masalah yang dikemukakan dengan mengembangkan kemampuannya merencanakan proyeknya dengan memahami masalah, meneliti, melakukan analisis, untuk memecahkan masalah tesrebut sekaligus mewujudkannya secara langsung melalui pengalaman nyata dan pada akhirnya mempresentasikannya.
Pembelajaran yang dirancang guru dalam upaya membelajarkan siswa melalui pembelajaran daring, harus diartikan siswa tetap mendapatkan haknya sebagai seorang pembelajar dan guru menjalankan kewajibannya sebagai seorang pendidik yang berniat agar siswanya menjadi yang terbaik dalam situasi apapun. Model pembelajaran papun yang diterapkan seorang guru setidaknya seorang guru harus memiliki keterampilan penguasaan dan pendalaman materi serta keterampilan menerapkan metode tersebut dari awal sampai pada tahap evaluasi.
Kemampuan seorang guru bermacam-macam baik tingkatan maupun variasinya, hal ini disebabkan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan metode mengajar yang baik dan benar. Pengalaman akan membuat seorang pengajar dapat menentukan dengan tepat metode mana yang akan dipergunakan. Kewibawaan merupakan kelengkapan mutlak yang bersifat abstrak karena guru akan berhadapan dan mengelola siswa dengan latar belakang yang berbeda beda. Jadi kemampuan guru patut dipertimbangkan dalam metode mengajar.
Guru harus punya perlengkapan pembelajaran daring. Peralatan TIK minimal yg harus dimiliki guru adalah laptop dan alat pendukung video conference. Keberadaan pernagkat minimal yang harus dimiliki guru sangat perlu dipikirkan Bersama baik pemerintah kab/kota, provinsi dan pusat termasuk ortang tua untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sudah banyak fintech yang bergerak dibidang pemberian bantuan pengadaan perangkat teknologi baik untuk siswa, guru maupun sekolah. Guru harus tahu bahwa Pemerintah Indonesia sudah berhasil membangun infrastruktur komunikasi Palapa Ring yang diresmikan Presiden RI Bapak Joko Widodo di akhir tahun 2019 menjadi tulang punggung infrastruktur digital dari Aceh hingga Papua, meskipun jangkauan aksesnya harus diperluas agar sebanyak mungkin sekolah, pendidik dan siswa merasakan manfaatnya.
Disamping komponen guru, siswa dan perangkat pembelajaran daring, yang tidak kalah pentingnya dalam keberhasilan pembelajaran daring adalah peran orang tua di rumah sangat dibutuhkan. Orangtua harus terlibat secara efektif dalam melakukan pendampingan dan pendisiplinan anak belajar di rumah. Artinya kesuksesan pembelajaran daring selama masa krisis Covid-19 ini tergantung pada partisipasi semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan orangtua dalam mengontrol belajar anak di rumah. Guru harus sudah siap dengan perencanaan pembelajaran daring yang dirancangnya apalagi jika ingin menrapkan pembelajaran berbasis proyek.
Selain itu, pihak orangtua dan sekolah harus melakukan komunikasi yang efektif dalam bekerja sama membangun kedisiplinan anak belajar di rumah. Kenyatannya, kekurangsiapan guru dan manajemen sekolah serta minimnya waktu sosialisasi yang disebabkan terbatasnya waktu persiapan, menyebabkan kebijakan belajar di rumah menimbulkan kritikan/keluhan dari sebagian masyarakat (orangtua siswa/peserta didik termasuk guru). Sebagian masyarakat mengeluhkan belajar di rumah, sebagai kegiatan memindahkan aktivitas kelas dari sekolah ke rumah dengan beban/tugas yang bahkan lebih banyak.
Dengan belajar di rumah, orang tua juga harus siap berperan menjadi guru pengganti untuk anak-anaknya di rumah. Orang tua juga diharapkan bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga anak tidak merasa bosan, namun merasa senang dan betah untuk belajar sendiri didampingi ibu atau ayahnya. Belajar jarak jauh secara daring di rumah berarti orang tua atau pengasuh memiliki peran penting untuk memantau kegiatan anak di rumah selama kegiatan belajar di kelas di sekolah ditiadakan. Orang tua sebaiknya melaporkan perkembangan anaknya selama belajar di rumah agar guru dapat mengantisipasi langkah pembelajaran selanjutnya. Tentunya jika sekolah sudah menyiapkan saluran komunikasi untuk hal tersebut. 2ff7e9595c
Comments